Rabu, Mei 8, 2024
BerandaBeritaEnam Perilaku Ramah Lingkungan untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Demi Terwujudnya...

Enam Perilaku Ramah Lingkungan untuk Mengurangi Emisi Gas Rumah Kaca Demi Terwujudnya Peduli dan Bangga Pemalang AMAN

Membahas tentang Gas Rumah Kaca (GRK) mengingatkan saya pada perkataan ibu saya beberapa tahun silam “Tidak ada Efek Rumah Kaca di Pemalang karena di sini tidak ada rumah kaca.” Saya cukup terkejut dengan perkataan beliau karena menyadari bahwa meskipun beliau memiliki latar belakang pendidikan tinggi namun masih terjadi kesalahpahaman mengenai arti dari GRK itu sendiri. Berdasarkan pengalaman itu, saya menduga masih banyak di antara masyarakat di Pemalang yang berpikiran serupa.

            Efek Rumah Kaca hanyalah ilustrasi terhadap apa yang terjadi di rumah kaca, dimana tanaman tetap dapat tumbuh dengan baik karena suhu pada malam hari tetap hangat seperti di siang hari. Dalam hal pemanasan global, kita andaikan bumi sebagai rumah kaca dan atmosfer sebagai lapisan kaca. Pada saat matahari menyinari bumi, sebagian panas matahari akan dipantulkan dan sebagian lagi terperangkap di atmosfer. Jika jumlah GRK di atmosfer semakin banyak maka akan semakin banyak pula panas matahari yang terperangkap, sehingga menyebabkan suhu bumi semakin panas. Oleh karena itu, ada atau tidaknya rumah kaca di suatu daerah tidak berarti bahwa daerah tersebut tidak mengalami Efek Rumah Kaca.

            Lantas apa yang bisa kita lakukan untuk mengurangi emisi GRK demi terwujudnya Peduli dan Bangga Pemalang AMAN? Mari kita coba 6 perilaku ramah lingkungan di bawah ini :

  1. Lepaskan charger dari stop kontak
Sumber : http://s.kaskus.id/images/2016/06/07/7888778_20160607081817.jpg

Penggunaan smartphone yang semakin meluas membuat kebutuhan pengisian daya semakin meningkat. Sering sekali dijumpai di rumah maupun kantor, charger handphone tetap menancap di stop kontak padahal sedang tidak digunakan. Perlu diketahui bahwa posisi charger tersebut tetap dapat mengonsumsi energi listrik sehingga menyebabkan pemborosan energi listrik. Sebagian besar pembangkit listrik di Indonesia menggunakan bahan bakar fosil dalam operasinya sehingga semakin besar permintaan energi listrik semakin besar pula energi fosil yang digunakan.

2. Stop membungkus makanan dengan styrofoam

Sumber : https://i0.wp.com/yesiintasari.com/wp-content/uploads/2019/11/styrofoam-untuk-bungkus-makanan.jpg?resize=800%2C555

Sering membeli atau mendapatkan makanan berkemasan styrofoam? Stop penggunaannya sekarang juga karena berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Styrofoam terbuat dari susunan polimer bahan-bahan kimia aditif. Bahan kimia tersebut dapat bermigrasi ke makanan yang dikemas dan bersifat memicu kanker (karsinogenik). Bayangkan apabila zat karsinogen tersebut masuk ke dalam tubuh dalam jangka waktu yang lama! Styrofoam juga merupakan keluarga plastik sehingga tidak dapat terurai jika dibuang ke lingkungan. Sebagai alternatif, kita bisa mulai menggunakan wadah yang bisa dipakai ulang atau makan di tempat saja.

3. Kurangi konsumsi minuman kekinian kemasan plastik

Sumber : https://kingzdrink.com/wp-content/uploads/2020/08/Resep-Minuman-Kekinian-Sederhana-Mudah-dan-Enak-1.jpg

Seberapa sering mengonsumsi minuman kekinian? Lebih dari sekali seminggu? Sebaiknya mulai kurangi konsumsi minuman berkemasan plastik tersebut. Minuman tersebut menggunakan kemasan plastik, baik jenis Polypropylene (PP) maupun Polypropylene Terephthalate (PET) yang sulit terurai di lingkungan. Partikel mikroplastik penyusun PP dan PET juga terbukti sudah mencemari perairan di sekitar kita. Selain itu, minuman kekinian cenderung memiliki kandungan gula berlebih yang dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes, obesitas, dan lain-lain. Mari biasakan membawa botol minuman sendiri yang bisa dicuci dan tentunya diisi dengan kandungan yang lebih sehat juga.

4. Mulai membawa kantung belanja sendiri

Sumber : http://jakartakita.com/wp-content/uploads/Tas-Ramah-Lingkungan.jpg

Seringkah berbelanja kebutuhan di pasar tradisional maupun toko modern? Pernahkah kita menghitung jumlah kantung plastik yang kita bawa pulang dari tempat-tempat tersebut? Pasti lebih dari satu. Jika jumlah kantung plastik tersebut dikumpulkan maka akan banyak sekali jumlahnya dan jumlah tersebut akan semakin mencemari lingkungan. Mulai saat ini, budayakan membawa kantung belanja ramah lingkungan dari rumah kantung plastik belanja.

5. Kelola sampah produk skincare dan kosmetik

Sumber : https://thumb.viva.co.id/media/frontend/thumbs3/2021/04/22/608169fdba93a-ilustrasi-daur-ulang-kemasan-plastik_1265_711.jpg

Semua orang ingin selalu berpenampilan menarik, terutama perempuan yang mendambakan kulit glowing. Saat ini tidak terhitung lagi jumlah produk skincare dan kosmetik yang beredar di pasaran untuk memuaskan keinginan para konsumen. Kabar baiknya, beberapa produsen skincare dan kosmetik telah sadar untuk menggunakan kemasan ramah lingkungan bahkan mengkampanyekan gerakan konsumen mengirim kemasan produk yang telah kosong untuk mereka daur ulang. Ayo mengelola sampah produk skincare dan kosmetik secara bijak untuk lingkungan yang lebih lestari.

6. Jangan jadi korban fast-fashion

Sumber : https://votoenblanco.com.mx/wp-content/uploads/2019/12/fast-fashion.jpg

Produk pakaian atau fashion merupakan produk terlaris di aplikasi belanja online. Sayangnya sebagian besar produk yang ditawarkan merupakan produk fast-fashion atau produk fashion yang cepat sekali perubahan modenya. Produk fast-fashion biasanya terbuat dari campuran polyester yang terbuat dari biji plastik sintesis sehingga dapat dijual dengan harga murah. Marilah kita sebagai konsumen mulai membatasi diri untuk mengikuti trend agar lingkungan tidak semakin tercemar oleh limbah pakaian bekas kita.            

Bagaimana? Mudah bukan? Mengurangi Emisi GRK tidak sesulit yang dibayangkan. Meningkatnya suhu bumi karena emisi GRK menimbulkan banyak masalah seperti hujan dengan intensitas lebat yang lebih sering dan musim kemarau yang lebih panjang. Kita tentunya tidak ingin hal-hal buruk terjadi di kota kita tercinta, Kabupaten Pemalang. Oleh karena itu,  kita harus menumbuhkan rasa peduli dan bangga sebagai masyarakat Kabupaten Pemalang agar terwujud Pemalang AMAN.

 

Kontributor : Riani Anggarini, S.T. (Pedal Ahli Pertama)

 

RELATED ARTICLES

2 KOMENTAR

  1. Luar biasa agen perubahan semoga menambah wawasan dan menginspirasi masyarakat dan pegiat sosial utk Pemalang makin maju Aman dan sejahtera

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments